takdir atau kebodohan??

Dari sehelai kain putih yang tercipta,masih belum dicemari dari sebarang warna.Hanya kecacatan yang terkoyak sedikit yang akan diwarnai dan dilukiskan perjalanan hidupnya.Dan kecacatan yang dimiliki memberi kesan terhadap lukisan hidupnya.Tetapi perlukah disalahkan pelukisnya?atau Penciptanya?Dan dalam keredhaan ketidaksempurnaan,masih lagi hati tidak menerima semuanya...walau kecacatan telah diperbaiki,akan tetapi perasaan masih lagi sangsi dengan hala tuju yang dicari..Hilang syukur dalam nikmat yang diberi.

Lalu kekurangan dijadikan alasan.Menggambarkan kelemahan yang dimiliki seolah dunia tidak menerima insan sebegini.Dan atas alasan itu,memilih jalan yang kononnya mmg sudah ditakdirkan utk diri.Sedangkan kelemahan itu telah diperbaiki,peluang telah diberi tetapi masih lagi menganggap diri dibuang pergi..

'mungkin ini memang jalan takdirku'...ya,memang perlu ada keredhaan dengan apa yang terjadi.Tetapi perlukah apa yang terjadi itu utk memilih jalan yang kononnya memang ini nasib diri sedangkan akal itu boleh menilai untuk mengelak atau berusaha yang lagi baik?begitulah kalau akal yang diberi diletakkan pada hati dan perasaan..kebodohan kesombongan tetap dipertahankan agar ada yang sudi memberi simpati..dan bila kebodohan itu diperbodohkan lagi,maka 'mungkin ini memang jalan takdirku'

Bukalah mata,buanglah kesombongan itu sementara masih ada peluang yang diberi..kelemahan bukan untuk diadili,tapi untuk perubahan pada diri..